Kata Siapa?

Ada satu pelajaran menarik yang saya dapat hari ini. Ini terkait masalah hukum bahwa pengakuan itu menjadi dasar hukum, tapi tanpa bukti yang menjadi fakta hukumnya, maka nilai suatu kasus tersebut akan sulit diteruskan alias lemah secara hukum. Pelajaran ini menjadi menarik bagi saya manakala dihubungkan dengan saluran pembuangan paling kotor yang dimiliki manusia. Iya, lisan alias mulut.

Istilah saluran pembuangan paling kotor saya kutip dari sebuah novel paling inspiratif. Lisan kita dapat menjadi saluran paling kotor jika kita tak mampu mengelola dengan baik, sesuai syari’at Islam. Lidah adalah pedang bermata dua. Terlalu banyak korban akibat kekejaman pedang bernama lidah ini. Suatu berita tanpa bukti kuat bahkan mampu membuat buruk sesuatu yang sudah baik. Sekali lagi hanya karena ungkapan tanpa bukti, kita mampu menghakimi kawan dekat sendiri, menuduh yang tidak baik bahkan kepada saudara kandung, kawan pun menjadi lawan.

Maka saya pun menjadi tertampar manakala membicarakan sesuatu yang berdasarkan “katanya” kepada salah seorang teman dekat. Ia selalu menanyakan, “kamu kata siapa?ada buktinya gak?Jangan disebarluaskan kalo’ gak ada buktinya!Sumbernya gak jelas lagi, gak bisa dipercaya. ghibah tau. gak mau khan jadi salah satu mata rantai sumber bencana?”. Seketika itu juga saya berpikir, iya juga. Kalau saya teruskan ke teman-teman yang lain, sama saja saya menyambung mata rantai ghibah yang bukan tidak mungkin menjadi fitnah karna’ tiadanya bukti. Sikap hati-hati dalam menelusuri sumber berita maupun bukti pun mutlak diperlukan manakala berita itu menyangkut kepentingan banyak orang. Hal ini sudah diterapkan dalam ilmu hadist, yang betul-betul memperhatikan sumber dari siapa hadist itu diriwayatkan&bagaimana latar belakang periwayatnya.

Lagi, masalah manajemen lisan yang kerapkali disepelekan. Ketika ada yang mengingatkan, kita menjadi acuh, gak gahol loe! Apakah gaul itu selalu identik dengan ghibah?

Wallahu’alam…

About Mujahidah 'Ilmiy

Berjuang, berdakwah dengan keilmuan Lihat semua pos milik Mujahidah 'Ilmiy

Tinggalkan komentar